Jumat, November 30, 2007

NIKMATNYA WARGA NII KW 9 AL ZAYTUN




NII KW IX DAN KESADARAN PALSU
Oleh: Harry Bawono*

Selama ini kita hidup bergelimang dosa, karena segala ibadah kita
sia-sia lantaran kita tidak hidup dalam naungan negara Islam! Demikian
kiranya injeksi psikologis yang kental dengan aroma ideologis ini
dipancangkan oleh mereka para pengikut (warganegara) Negara Islam
Indonesia Komandemen Wilayah IX (NII KW IX) kepada setiap calon
anggotanya yang dijebak untuk selanjutnya diprospek layaknya
presentasi ala MLM (Multilevel Marketing).
Setiap calon anggota atau calon warganegara NII KW IX pada awalnya
merupakan orang-orang yang sepenuhnya tidak mengetahui bahwa dirinya
merupakan obyek incaran yang akan di-NII-kan oleh pihak NII KW IX.

Argumen NII KW IX
Argumentasi dasar yang diajukan oleh NII KW IX adalah makna dari
Islam itu sendiri. Dalam konstruksi pemahaman NII KW IX, Islam sebagai
sesuatu yang kaffah adalah ketika ia meliputi segala hal dalam sendi
kehidupan manusia; ekonomi, sosial, politik, budaya dan lain-lainnya.
Dalam kaitanya dengan hal itu, NII KW IX memandang bahwa kaffah-nya
ajaran Islam adalah ketika ia menjelma menjadi negara Islam. Karena
dalam negaralah segala sendi kehidupan bermasyarakat diatur.
Landasan argumentasi ini tak lain adalah kitab suci Al Quran yang
dimaknai NII KW IX sebagai kitab kenegaraan. Kitab kenegaraan menjadi
pegangan siap pakai bagi terbentuknya negara dan bagaimana negara
dijalankan. Formalisasi Islam dipandang sebagai bentuk final.
Sebagai sebuah kitab suci tentunya memiliki tingkat sakralitas yang
paling tinggi, disinilah mengapa pengejewantahan negara Islam
dipandang sebagai sebuah hal yang determinan. Berdirinya Negara Islam
menjadi penentu keabsahan ibadah seorang hamba pada sang Khalik.
Karena itulah pula mengapa ketika negara Islam belum menjadi suatu
yang mewujud maka yang ada hanyalah kesia-siaan, segala tindak tanduk
ibadah manusia layaknya gemuruh tepuk tangan tanpa suara.

 Tauhid Rububiyah, Mulkiyah, Uluhiyah (RMU)
 Rububiyah diartikan hukum, Mulkiyah berarti tempat, Uluhiyah
berarti umat.
 RMU didefinisikan sebagai Negara
 Menerapkan periodisasi Mekah dan Madinah.
 Mekah representasi sistem yang batil (NKRI) dan Madinah representasi
sistem yang haq (NII)
 Diluar NII adalah kafir, dzalim, fasik

Kesadaran Palsu dan Eksploitasi
Yang menjadi permasalahan kemudian adalah ketika klaim sebagai pihak
yang lurus, pewaris bumi menjadi justifikasi bagi tindakan pencurian
dan penipuan yang dilakukan dengan dalih berjuang di jalan Tuhan.
Terma Islam yang dikonversikan dalam bentuk konstitutif kenegaraan
menjelma sebagai katarak ideologis yang menutupi kesadaran setiap
individu. Kondisi ini dimapankan oleh pemanfaatan nash-nash suci
sebagai alat legitimasi kesakralan bagi argumen yang terbentuk secara
parsial dan penuh dengan inkonsistensi.
Individu-individu didalamnya seakan-akan tak memiliki kesanggupan
untuk melawan karena dijejali oleh ancaman yang dibumbui oleh
mitos-mitos yang coba dibangun atas dasar ,sekali lagi, nash-nash
suci. Nash-nash suci seakan-akan direduksi untuk bertekuk lutut
dibawah kepentingan rasional struktur NII KW IX.
Penting kiranya untuk menengok adagium ilmuwan sosial terkemuka, Karl
Marx, Agama adalah candu. Tampaknya dalam NII KW IX agama menjelma
sebagai candu yang membius dan meninabobokan setiap individu
didalamnya. Imaji-imaji kemenangan dan sucinya perjuangan di jalan
Tuhan seakan-akan nyata, padahal hanya khayali belaka, efek dari candu
yang sejatinya semu.

Malang benar nasib mereka......................

----------------------------------------------------------
*Penulis adalah mahasiswa Sosiologi FISIP-UI, peminat religious
studies dan simpatisan Aliansi Mahasiswa Korban NII KW IX

Aliansi Mahasiswa Korban NII KW9
Sekretariat:
KOMUNIETAS, Jl. Kompos, Lenteng Agung Timur, Jakarta, 12640
Telp. : 021-92675071
Sukanto : 08567899431
email : journal_anto@yahoo.com.au

sumber:
http://babaw_feuerbach.blogs.friendster.com/morgenrotebabaw/2007/09/nii_kw_ix_dan_k.htm