Senin, Juni 16, 2008

Ahmad Sarwat, Lc, Korban NII KW 9




Ciri-ciri dan Doktrin

1. Mengembangkan sistem kerahasiaan dalam gerakan, baik struktur maupun doktrin ajaran
2. Mengembangkan paham takfir, sehingga semua orang yang tidak ikut dalam kelompok mereka dianggap bukan orang Islam.
3. Menghalalkan darah semua orang yang tidak ikut dalam kelopok mereka, sehingga pengeboman massal atas nyawa manusia menjadi halal.
4. Menghalalkan hak milik dan harta semua orang, selama orang itutidak ikut kelompok mereka, karena dianggap kafir. Sehingga perampokan, perampasan, penipuan, penjambretan dan penggelapan hukumnya halal kepada siapa pun, baik kepada sesama muslim apalagi kepada orang kafir.
5. Mewajibkan syahadat ulang dengan keyakinan bahwa tanpa itu, seseorang dikatakan belum beragama Islam.
6. Mewajibkan bai'at kepada pimpinan yang waktu, cara dan konsekuensinya amat rahasia. Serta kewajiban untuk merahasiakan bai'at.
7. Mewajibkan ketaatan mutlak kepada pimpinan tanpa boleh melakukan kritisi atau pengecekan kepada ulama lain.
8. Kewajiban membayar upeti yang disebut dengan beragam istilah, baik zakat, infaq, pajak, kaffrat atau apa pun namanya.
9. Namun terkadang malah tidak mewajibkan shalat, dengan alasan fase perjuangan mereka masih marhalah Makkah. Padahal kewajiban shalat justru sudah ada sejak awal mula turun wahyu.
10. Menghindari kritisi dan debat dari para ulama ahli syariah secara terbuka, karena mereka tahu bahwa apa yang mereka ajarkan memang tidak punya argumen syariah. Mereka tahu bahwa mereka sesat dan menyesatkan.

Rekruitment

Tentu saja umat Islam yang punya akal dan punya bekal pemahaman agama yang lumayan, akan menolak mentah-mentah doktrin-doktrin di atas. Sehingga 'dagangan' mereka ini tidak akan laku kalau 'dijual' di tempat-tempat yang banyak ulama dan kiyai serta orang-orang yang melek syariah.

Maka asongan itu mereka dagangkan di tempat-tempat yang sepi dari ulama dan para ahli syariah. Sasaran objek rekruitmen mereka adalah orang-orang berada tapi awam dalam agama.

Sehingga dengan dicukil sepotong ayat Quran yang ditafsirkan semaunya, bahkan tanpa rujukan dari kitab-kitab yang muktamad, mulailah berjatuhan para korban. Kasihan sekali, seharusnya orang-orang itu mendapat hidayah dan ilmu yang benar, tetapi dengan aksi-aksi seperti ini, tenggelamlah mereka di dalam kubangan kejahilan.

Sebaiknya, marilah kita ketuk hati sebagian saudara kita agar kembali ke jalan yang benar. Dan marilah kita jaga agar jangan sampai ada lagi korban-korban berikutnya. Amien

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc