Senin, Juni 09, 2008

Menolak AL Zaytun = Melawan Syariat Islam




Bingung bacanya, ada yang maki-maki, ada yang berusaha membela, ada yang memaki balik tapi nggak ada yang memberikan kejelasan.
Kalo lihat sejarah RI apa yang sempat dijelaskan oleh comment diatas secara logis memang masuk akal karena kalo kita mau telusur balik sejarah NKRI ini sangat tidak jelas setelah lepas 1945. Dan kalau mau dilihat kembali total wilayah yang berbendera merah putih memang tidak jauh berbeda dengan total wilayah kerajaan Islam sebelum VOC masuk.
Tapi kembali ke kasus "Sunan" pastinya ada beberapa kejadian yang melatar belakangi itu semua misalnya wajib pasacaran setiap Jum'at. Latar belakang statement tersebut apa ? Pasti ada kejadian atau hal yang membuat munculnya opini tersebut terlepas dari salah atau benar. Seharusnya ada Santri atau alumni yang berani tampil untuk menjelaskan kejadian demi kejadian sehingga muncul opini tersebut, diluar keterangan yang bisa diberikan oleh President MAZ.
Saya beberapa kali ber"rekreasi" ke MAZ termasuk ketika ada Maulud dan Tahun Baru Islam, saya tidak menemukan sesuatu yang aneh. Mengenai Negara Islam atau NKRI, buat secara pribadi memang tidak masalah mana yang akan berkuasa yang penting kami rakyat/umat bisa makan dengan baik, hidup dengan layak dan membesarkan "titipan Tuhan" dengan benar. Namun sebagai muslim, rasanya aneh bila kita menolak menegakkan syariat Islam. Bila melihat jauh ke dalam hati maka kebanyakan issue penolakan syariat Islam dikarenakan oleh rasa ketakutan untuk bisa hidup "bebas" sebagaimana yang sekarang bisa dinikmati. Bebas nonton TV dimana banyak penari wanita yang mulus dan cantik mempertontonkan bagian atas buah dadanya. Sementara Inul dan Dewi Persik dihujat. So ... coba dech ada yang bisa menjelaskan opini Mr. Sunan tersebut atau tetap kasih jawaban diplomatis seperti politisi NKRI beserta anggota Dewannya.
oldbike53@yahoo.com