Rabu, Mei 13, 2009

KEHIDUPAN RUMAH TANGGA NII KW 9




Sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah gambaran lengkap tentang muadhof secara keseluruhan. Jika suaminya diteritorial dan di Al-Zaytun sudah habis – habisan, lho ini tak ketinggala pula bahwa istri- istri muadhof [ yang anak –anaknya jumlanya banyak, hingga begitu repotnya ] juga tak ketinggalan juga diexploitasi tenaganya oleh para exponen – exponen yang bermodus sebagai koordinator laundry pakaian santri. Anggapan exsponen bahwa memberikan pakaian kotor dari santri kepada istri – istri muadhof/ muadhof adalah tambahan rejeki yang mesti diterima tanpa harus banyak protes dan mengeluh tentang persoalan ekonomi, meski itu jauh dari memadai. Ya, bagaimana itu tidak jauh memadai, jika para exsponen yang merangkap sebagai koordianator laundry juga melakukan pemerasan dan pemotongan – pemotongan seenaknya terhadap jasa yang telah diberikan pada istri muadhof tersebut. Bagaimana exponen – exponen yang merangkap sebagai koordinator laundry
tersebut tidak senang, lho wong mereka itu tinggal tunjuk ini itu kepada istri muadhof, agar beres cuciannya tapi bisa mendatangkan pendapatan bagi dirinya sekitar Rp. 5.000.000,- [ lima juta rupiah ] sampai dengan Rp.8.000.000 rupiah sebulannya diluar gajinya, apa itu tidak enak hanya ongkang – ongkang kaki duit datang sendiri dan yang mengerjakannya adalah istri – istri muadhof. Bahkan jasa laundry ini telah demikian dikomersilkan oleh exponen; misalnya ; jika sebagai anggota suatu laundry pada exponen tertentu, maka harus beli juga sabun, pewangi disitu dan disamping itu pula dilakukan potongan seenaknya uang simpanan, uang becak dll, bahkan ada koordinator yang punya beberapa mesin cuci, demi uangnya tamabah bejibun. Rata – rata setiap exsponen yang merangkap sebagai koordinator laundry itu jumlah anggotanya ada yang sekitar 30, 40, 50, 60 sampai 70 orang, bayangkan tinggal hitung saja keuntungannya. Kalau kita ketahui bahwa seorang muadhof
yang sebagai karyawan bangunan di Al-Zaytun dapat gaji bersihnya antara Rp. 50.00- sampai Rp.75.000, terus apa yang bisa diperbuat oleh istri –istri muadhof yang rata – rata anaknya lebih dari dua, bahkan menurut pengamatan penulis ada yang empat, lima bahkan delapan juga ada. Tragis bukan. Apalagi dengan doktrin bahwa wanita – wanita NII KW IX Abu Toto itu dilarang KB yang berarti potensi punya anak banyak adalah satu kepastian, sehingga makin rumit dan kompleks tingkat persoalan ekonomi, beban hidup dan sulit keluar dari lingkaran setan ini sampai kapanpun. Sehingga tidak anehlah kalau anda melihat istri – muadhof yang main ke Al-Zaytun menuntun anak – anaknya yang banyak dan masih kecil dalam jarak yang tidak jauh.

SUMBER : http://www.nii-crisis-center.com/