Senin, Juni 29, 2009

KW 9 AL ZAYTUN MENGHACURKAN NII SMK




MANTAN Kuasa Usaha Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) H Abdul Fathah Wirananggapati, mengatakan, keberadaan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah IX (NII-KW IX) tidak ada kaitannya dengan NII Kartosuwiryo.

"NII Kartosuwiryo telah berakhir sejak tahun 1962, dan sampai tidak ada gerakan itu lagi," katanya pada wartawan seusai Tablig Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), di Masjid Istiqomah, Bandung, Minggu.

Ditambahkannya, meski muncul gerakan yang memakai nama sejenis atau menggunakan nama Islam pasca tahun tersebut, tapi itu bukan dari orang-orang NII Kartosuwiryo.

Kini, sisa-sisa mantan pejabat NII Kartosuwiryo yang masih hidup hanya empat orang, di antaranya, Adah Jaelani, Masduki, dan Abdul Fathah.

"Mereka sudah sepenuhnya tidak berniat lagi untuk beraktivitas melanjutkan perjuangan DI/TII," katanya seraya berharap agar adanya NII-KW IX jangan dikait-kaitkan dengan NII Kartosuwiryo.

Ia menambahkan konsep negara juga telah berbeda jika NII Kartosuwiryo ingin menegakkan syari`at Islam dan menjalankan kenegeraan sesuai Al-Qur`an, sedangkan NII-KW IX hanya produk kepentingan politik tertentu.

"NII Kartosuwiryo tidak pernah meminta-minta pada umatnya untuk menyumbangkan demi kepentingan politik atau melakukan penipuan," ucap Abdul Fathah yang pernah membai`at pimpinan DI/TII Aceh Daud Bereuh menanggapi pertanyaan ANTARA tentang modus penipuan yang dilakukan NII KW-IX terhadap pengikutnya dengan mengeruk uang.
Lebih jauh, diungkapkannya, demikian juga dengan kegiatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang sedang berlangsung saat ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan gerakan DI/TII.

Politik

Mantan Kapendam III Siliwangi dan Kepala Biro Humas Depdagri RI Kol (Purn) HY Herman Ibrahim, mengungkapkan, berdasarkan pengalaman sejarah NII KW-IX memang benar-benar ada tapi berkolaraborasi dengan intelijen pemerintah dan digunakan untuk menghancurkan NII itu sendiri.

"Maka dari pengalaman empirik bisa diambil kesimpulan bahwa penangkapan orang-orang NII yang dikaitkan dengan KW-IX hanyalah sebuah trik politik untuk membuat kesan Indonesia sungguh-sungguh melawan terorisme yang stigmanya senantiasa ditujukan pada Islam," paparnya.

Disebutkannya, sebenarnya dalam sejarah NII Jawa Barat kata KW-IX tidak pernah dikenal, karena DI/TII hanya memiliki tujuh komandemen wilayah. "Dari sini bisa menjadi pertanyaan apakah NII-KWIX yang dipimpin oleh pimpinan Pontren Al-Zaytun adalah NII yang benar-benar menjalankan syari`at Islam," sambungnya.

Dalam pandangan orang-orang NII sendiri, keberadaan NII KW-IX tidak lebih dari kelompok yang mengkhianati negara Islam sebelumnya.

Herman juga menceritakan salah satu pemanfaatan tokoh-tokoh NII yang dilakukan intelijen rezim Soeharto dengan iming-iming untuk menghancurkan komunisme, seperti membentuk Komando Jihad dibawah pimpinan Panglima NII H Ismail Pranoto (Hispran).

Kemudian gerakan tersebut dijebak untuk melakukan tindak kriminal, antara lain, merampok pom bensin, dan pembunuhan dosen Universitas 11 Maret, hingga pemerintah menghancurkan gerakan itu dengan dalih telah melakukan kejahatan kriminal.

"Tokoh-tokohnya ditangkapi dan dijebloskan ke dalam penjara, seperti, Adah Djaelani, Tahmid Basuki Rahmat, bahkan Danu Hasan dihilangkan nyawanya secara misterius," tegasnya. [Dh, Ant]

Sumber : http://www.gatra.com/2002-05-19/artikel.php?id=17715