Jumat, Juni 01, 2012

MENGAPA WALI SANTRI MUNDUR DARI ZAYTUN ?

Panji Gumilang, Diakah Presiden NII! Sungguh luar biasa kokohnya sosok Panji Gumilang yang diduga kuat sebagai pemimpin NII KW9 yang masih sangat aktif dan agresif. Panji Gumilang adalah pimpinan tertinggi Ponpes Al Zaytun yang kini menjadi institusi pendidikan yang sangat misterius, kontroversial dan fenomenal. Ponpes Al Zaytun adalah institusi pendidikan Islam yang sangat megah dan mewah bangunan fisiknya yang pendiriannya diresmikan oleh Presiden RI ke 3 Bapak BJ. Habibie. Karena kemewahan dan kemegahannya, banyak orang terkagum-kagum sehingga para pejabat negara yang berbondong-bondong bersilaturahim (sowan) kepada pimpinan tertinggi Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang. Setelah “geger” dengan keberadaan NII maka nama Panji Gumilang dan Al Zaytun kembali mencuat ke permukaan dan menjadi buah bibir masyarakat. Banyaknya kasus orang hilang, penipuan dan pencucian otak yang sering terjadi akhir-akhir ini dikaitkan dengan gerakan NII dalam rangka memperkuat eksistensinya, khususnya dalam merekrut kader dan memaksimalkan kekuatan logistiknya (modal gerakannnya). Berdasarkan berbagi testimoni yang diungkapkan para mantan aktivis (pejabat) NII yang sudah sangat gamblang dibeber media massa menunjukkan bahwa Panji Gumilang dan Al Zaytun adalah tokoh dan institusi yang sangat dekat terkait dengan aktivitas NII KW9 yang paling aktif dan progresif dengan wilayah operasional kekuasaannya di Jawa. Testimoni yang dimunculkan di publik ini telah menjadi misteri dan meresahkan publik karena sangat berkorelasi dengan berbagai kasus yang akhir-akhir ini terjadi seperti banyaknya orang hilang, pencucian otak dan berbagai bentuk penipuan. Namun sungguh aneh dan mencurigakan ketika berbagai testimoni yang diungkapkan oleh mantan anak buah Panji Gumilang serta berbagai kejadian yang saat ini sangat meresahkan masyarakat justru ditangapi dingin oleh pemerintah. Pemerintah, lewat Menkopolhukam justru menyatakan bahwa gerakan NII tersebut belum pada taraf membahayakan sehingga tidak perlu dilakukan tindakn khusus. Statemen seperti itu patut dikritisi dan dipertanyakan motivasinya karena keberadaan NII secara substansial adalah bertentangn dengan konsep NKRI yang berfalsafah Pancasila danb Bhineka Tunggal Ika. Karena itu sangat perlu dikritisi mengapa pemerintahan SBY begitu terkesan sangat lunak, membiarkan dan bersikap ramah terhadap gerakan bawah tanah untuk menyempal dari keutuhan NKRI. Mengapa pemerintah juga masih diam ketika muncul protes dari umat Islam yang menggugat NII yang hanya menjadikan Islam sebagai alat eksploitasi politik dan ekonomi semata sehingga merendahkan martabat dan kesucian agama Islam. Mengapa pemerintah begitu terkesan sangat lamban dan tidak bertindak terhadap gejolak publik yang mendesak untuk segera turun dan membereskan keberadaan NII yang sudah sangat jelas pimpinan dan markas besarnya. Semua itu terjadi karena secara faktual banyak pejabat tinggi negara yang berkunjung atau sowan kepada Panji Gumilang sebagai Pimpinan tertinggi Al Zaytun. Sowannya para pejabat negara dan elit politik itu tentu dengan diikuti pemberian “sumbangan” yang jumlahnya pasti sangat besar. Tersiar kabar pula bahwa banyak pejabat negara dan politisi yang menjadikan Pani Gumilang sebagai guru spiritual dan politik sehingga ada saja para politisi yang datang untuk meminta restu menjelang digelarnya pesta pertarungan politik di pusat maupun daerah. Jika pemerintah memiliki komitmen menuntaskan kasus ini, beranikah melansir pejabat-pejabat penting negara di pusat dan daerah yang sering sowan ke Al Zaytun serta sekaligus menelusuri aliran dana yang masuk ke yayasan ini sehingga bisa menjadi sangat mewah dan megah. Semua ini dilakukan karena ada dugaan bahwa penghimpunan dana untuk kepentingan NII dilakukan dengan cara-cara ilegal (menghalakan berbagai cara). Karena hubungan dan faktor itu maka keberadaan Al Zaytun dan Panji Gumilang menjadi sosok yang sangat berpengaruh dan kharismatik sehingga pemerintah terlihat enggan untuk menjamahnya. Jika Keberadaan Al Zaytun dan Paniji Gumilang ini dibongkar secara tuntas dan transparan pastilah banyak rahasia besar dan sangat penting yang terbongkar, terutama rahasai-rahasia yang dimiliki para pejabat negara dan elit politik. Dalam kondisi seperti itu mestinya Presiden SBY berani tegas menginstruksikan untuk membongkar kaitan NII dengan Al zaytun serta Panji Gumilang sebagai tokohnya. Hal ini untuk membuktikan adanya dugaan bahwa NII bermarkasi di Al Zaytun dan banyak pejabat negara yang ikut memberi sumbangan bagi eksistensinya. Langkah ini ditempuh demi menerangkan masalah yang sesungguhnya, jika memang tidak terkaitdengan NII maka nama tokoh dan institusi tersebut harus dikembalikan secara adil dan bermartabat, tetapi jika terbukti maka tindakan tegas harus diberlakukan. Untuk menghadapi kasus ini maka SBY harus turun tangan sendiri jika tidak ingin dituding “ewuh pakewuh” terhadap tokoh kharismatik Al Zaytun Panji Gumilang. Ditengah keengganan pemerintah untuk menyentuh Al Zaytun dan Pani Gumilang, kini justru kencang terhembus kabar bahwa Panji Gumilang adalah pimpinan tertinggi dan menjadi Presiden NII. Jika hal ini benar, maka kita tanpa sadar telah bertetangga dengan NII yang menjadikan Al Zaytun sebagai Istananya, Indramayu sebagai Ibukotanya dan Panji Gumilang Presidennya. Demikian juga para pejabat yang datang ke sana sama juga dalam rangka melakukan misi diplomatik dengan menghormati dan mengakui keberadaan NII. Itulah kesesatan sangat nyata yang kini terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan membiarkan dan mendiamkan keberadaan gerakan yang memiliki misi disintegrasi dan berusaha menyempal dari NKRI yang telah dibangun dengan nyawa dan darah para pahlawan bangsa.Karena dikawatirkan akan membawa dampak sangat besar jika keberadaan NII, Al Zaytun dan Panji Gumilang jika dibongkar maka Presiden SBY wajib turun tangan untuk melawan virus yang sangat berbahaya berupa gerakan yang bermisi disintegrasi bangsa. Presiden SBY hendaknya sadar bahwa kini telah berdiri negara dalam negara yang memiliki pemimpin, istana dan ibukota tersendiri. SBY harus bisa membongkar gerakan ini sampai tuntas jika tidak ingin di masa depan muncul Presiden kembar yaitu Presiden RI dan Presiden NII yang memiliki wilayah dan kekuasaan yang sama. Jika ini sampai terjadi maka nasib dan masa depan bangsa Indonesia menjadi sangat dipertaruhkan dan menjadi bentuk pengkhinatan nyata terhadap konstitusi negara. Persolan yang mendasar wajib dibongkar adalah benarkah NII masih eksis dan melakukan gerakan bawah tanah, terus melakukan pengkaderan dan menggalang dana, bermarkas di Al Zaytun dan menjadikan Panji Gumilang Presidennya. Jika Ya, maka tidak ada kata kompromi harus segara ditindak dengan tegas dan keras demi perdamaian bermasyarakat dan keselamatan NKRI. Reff : http://politik.kompasiana.com/2011/05/02/panji-gumilang-diakah-presiden-nii/