Senin, Januari 23, 2006

Gelar Doktor NII AL ZAYTUN

Kabid Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, H. Asep Zaenal Ausof meraih gelar doktor dalam Ilmu Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Pembahasan disertasi amat menarik berkaitan dengan keberadaan Negara Islam Indonesia (NII) KW IX dan Pesantren Al-Zaytun Indramayu.

Di hadapan sidang senat terbuka UIN Syarif Hidayatullah yang dipimpin Prof. Dr. H. Azsyumardi Azra, baru-baru ini, H. Asep Zainal mengatakan, dalam pemahaman Syariah Islam tokoh NII KW IX masuk dalam tokoh bercorak rasionalisme. "Dalam melakukan penafsiran terhadap Alquran dan hadis lebih didominasi oleh interpretasi rasio, tidak terikat dengan hadis Ahad dan mengabaikan hasil ijtihad ulama Salaf," katanya.

Akibat cara pengambilan hukum itu, NII KW IX banyak berbeda pendapatnya dengan pendapat ulama Salaf, yang mendominasi pemikiran dan ibadah umat Islam Indonesia. "Dalam konsep kenegaraan, tokoh NII KW IX bercorak fundamentalisme, yakni ingin menegakkan pola kenegaraan seperti di zaman Nabi Muhammad dalam bentuk Lembaga Kerasulan (LK), lembaga Ulul Amri atau sistem khilafah. NII KW IX juga menolak negara sistem kebangsaan seperti NKRI," katanya.

Menyangkut keberadaan Pesantren Al-Zaytun di Indramayu yang diisukan bagian dari NII KW IX, Asep Zainal mengatakan, pesantren itu memang didirikan oleh tokoh NII KW IX. "Namun, ada pergeseran dari konsep NII KW IX. Misalnya, NII menghendaki berdirinya negara Islam, sedangkan Pesantren Al-Zaytun hanya ingin penerapan syariat Islam dimulai dari mereka," katanya

www.pikiran-rakyat.com