Senin, Januari 23, 2006

Membedah Aqidah NII

Musholla Al-Anwar yang letaknya di Gang Anwar kawasan Jatinegara tidak seperti biasanya tampak ramai pada hari Ahad pagi, 25 Agustus 2002. Ternyata pada hari itu, Remaja Mutiara Hadis bekerjasama dengan perpustakaan L-Data menyelenggarakan bedah buku berjudul "NII Dalam Timbangan Aqidah" karya Suroso Abdus Salam.

Lebih kurang 100 pasang mata mendengarkan acara bedah buku ini yang mungkin jarang diselenggarakan di Musholla yang terletak diperkampungan bantaran kali Ciliwung. Tema yang diangkat pun berat, sampai-sampai pihak panitia harus menjelaskan secara detail kepada Ketua RW tujuan dari bedah buku yang sedang ramai-ramainya dibicarakan.

Pembicara dalam bedah buku kali ini pun langsung penulisnya itu sendiri, yaitu Ust. Suroso Abdus Salam. Secara global Ust. Suroso Abdus Salam menjelaskan mengenai aqidah yang menjadi ajaran NII, yaitu terdiri dari Laa mathluuba ilallah, Laa Maqshuuda ilallah, Laa ma'buda ilallah, Laa maujuuda ilallah. Dalam artian tiada yang dicari dan diusahakan, kecuali rahmat ridha Allah, tiada yang dicari dan diusahakan, kecuali pemimpin pembawa amanat Allah, tiada yang dicari dan diusahakan kecuali agama/ kerajaan Allah.

Ust. Suroso Abdus Salam lebih lanjut menjelaskan berbagai faktor penyebab penyimpangan, di antaranya mencampuradukkan antara tauhid rububiyah dengan mulkiyah, keliru di dalam menafsirkan tauhid uluhiyah terpengaruh paham jabariyah, penyempitan makna tauhid rububiyah, hukum yang dipahami dan diyakini untuk diperjuangkan terfokus kepada jinayah, mengklaim hanya NII yang telah berhukum Islam. Selain itu, penyimpangan lainnya adalah lebih menitikberatkan atau memprioritaskan kepada politik, mulkiyah menjadi kriteria pertama dan terakhir bagi iman dan kafirnya seseorang, tauhid asma wa sifat tidak dihiraukan dan tidak pula ditiadakan serta tidak pula mereka melakukan tafwidh, keliru di dalam menetapkan sistematika tauhid, dan urusan furu' (siyasah/politik) seperti ushul.

Lebih lanjut Ust. Suroso Abdus Salam yang juga mantan pimpinan NII ini menyararankan agar sebaiknya umat Islam bergaul dengan ahli ilmu dan penuntun ilmu, janganlah mengekspresikan semangat yang meluap-luap untuk berdakwah dengan makna khusus hingga sampai kepadanya ilmu Ad Dien yang cukup, mengamalkannya dengan kedewasaan, sabar, dan baru berdakwah. Selain itu, menjaga keutuhan persatuan ummat atas dasar aqidah yang shahih, bukan atas aqidah yag dipahami kelompok masing- masing, dan Iltizam mengikuti ahli ilmu dan kaum sholihin ahli taqwa, ahli kebaikan dan ahli istiqomah, walaupun mungkin sulit juga mencari yang seperti ini di zaman yang sudah semrawut ini.

Dalam bedah buku ini pun dilengkapi dengan kesaksian seseorang yang hampir terseret bergabung sebagai anggota NII.

Jadi, banyak cara yang dilakukan oleh masing-masing aliran untuk memperbesar massa pengikutnya. Tinggal masyarakatnya itu sendiri, mau ikut yang mana, yang sesat atau yang lurus. Dan tugas para Da'I lah memberikan pemahaman yang benar mengenai ajaran Islam sehingga masyarakat tidak teseret dalam aliran-aliran sesat

www.vbaitullah.or.id/