Rabu, Mei 16, 2007

(hanya) 50 RIBU UNTUK NII KW9




Kepala Kejaksaan Negeri Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Zul Ardhi, meminta masyarakat Lebak agar mewaspadai Gerakan Negara Islam Indonesia (NII), karena saat ini gerakan tersebut sudah mempengaruhi para pelajar serta mahasiswa hanya untuk mengeruk keuntungan sesaat.

"Saya mencurigai ada kelompok tertentu yang mengatasnamakan NII. Mereka tengah mempengaruhi para pelajar dan mahasiswa, namun ketika ditanya ia langsung kabur," kata Zul Ardhi, Minggu (13/5).

Dengan adanya kelompok tersebut, menurut Zul Ardhi, pihaknya mencurigai bahwa gerakan NII sudah memasuki wilayah Kabupaten Lebak.

Sebelumnya di Jakarta, NII telah dikabarkan menipu sebagian besar korbannya para mahasiswa dan pelajar, yaitu hanya dimintai sejumlah uang untuk keperluan perjuangan Islam.

NII yang berkembang saat ini, kata Zul Ardhi, cara beroperasinya sangat berbeda dengan NII pimpinan Kartosuwiryo yang dapat mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara. "Kalau gerakan NII saat ini hanya menipu pelajar maupun mahasiswa untuk dimintai sejumlah uang dengan alasan perjuangan Islam," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya akan menyelidiki kasus tersebut agar gerakan NII di Kabupaten Lebak tidak berkembang lebih luas. Walaupun mereka menipu pelajar dan mahasiswa namun gerakan itu juga cukup berbahaya dan bisa memecahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

"Apabila masyarakat menemukan kelompok yang mengatasnamakan NII maka diminta segera melaporkan ke pihak berwajib. Sebab tidak tertutup kemungkinan kelompok NII sudah menyusup di masyarakat," ujar Zul Ardhi.

Salah seorang pelajar yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pihaknya juga pernah tertipu oleh seseorang yang mengatasnamakan perjuangan Islam.

"Saat itu saya hendak pulang ke rumah setelah seharian belajar di rumah teman, namun di tengah perjalanan saya bertemu dua orang memakai peci haji dan sorban. Orang itu menjanjikan akan berhasil menempuh Ujian Nasional jika mengeluarkan uang untuk perjuangan Islam," katanya, sebagaimana dikutip dari Antara.

Pada saat itu juga ia mengaku tidak membawa uang, dan orang itu berlogat sunda menjanjikan akan bertemu kembali di Alun-alun Rangkasbitung. "Kita ketemuan di depan Masjid Rangkasbitung, apabila mengingkari maka kamu akan tertimpa musibah," katanya. Merasa takut, pihaknya bertemu sesuai tempat yang menjanjikan. Setelah itu mereka meminta uang sebesar Rp500 ribu, namun ia tidak punya uang sebanyak itu.

"Demi perjuangan Islam saya memberinya Rp50 ribu, namun hingga saat ini saya tidak pernah bertemu lagi dengan orang itu," katanya

gatra.com