Rabu, Agustus 29, 2007

BUKU NII KW 9




judul : Jihad Terlarang, Cerita dari Bawah Tanah
(Kisah Nyata Mantan Aktivis Islam Garis Keras)
Penulis : Mataharitimoer
Penerbit : Kayla Pustaka, 380 hlm, Rp 44.000,-

Dapatkan di toko buku online: www.benggala.com, www.kaylapustaka.com,
www.nunpublisher.com, www.bismikabooks.com. Pemesananan langsung bisa
menghubungi Bapak Dadan: 021-68133999

Kisah dalam buku ini didasarkan pada pengalaman nyata penulisnya,
Mataharitimoer, seorang mantan aktivis NII (Negara Islam Indonesia)
yang "bertobat". Selama 10 tahun ia hidup di "bawah-tanah", berkelana
dari kota ke kota, demi mewujudkan cita-cita mendirikan negara yang
berdasarkan syariat Islam di Indonesia, dengan cara-cara yang kurang
lazim dan asosial.

Penulis mewujudkan dirinya sebagai seorang remaja beranjak dewasa
bernama Royan. Ia menyimpan dendam pada Tuhan dan tentara, yang
merenggut nyawa bapaknya pada Peristiwa Tanjung Priok, 1984. Pada
tahun 1988, ia bergabung dengan pergerakan Islam underground, yang
ingin mendirikan Negara Islam dan menggulingkan rezim yang dianggap
thagut alias setan. Muslim yang tidak mengikrarkan syahadatnya
kembali, dituding kafir.

Sejak bergabung dalam pergerakan, ia hidup bergerilya, berkelit dari
incaran, gerebekan, dan penculikan intelijen. Di tengah-tengah
perjuangan antara hidup dan mati, ia justru menyaksikan banyak
kezaliman di tubuh pergerakan. Ia tak sepakat dengan sikap ketaatan
jamaah yang berlebihan kepada pemimpinnya. Ia menentang larangan
pemimpin bagi para kadernya untuk jatuh cinta dan memilih pasangan
mereka sendiri. Kalaupun menikah, itu harus dengan persetujuan atasan,
dan wajib membayar infak yang jumlahnya sering tak sanggup ditanggung
oleh para kadernya.

Royan pun tak setuju jika jamaah "dipaksa" mencari infak dengan
berbagai cara asal disetor 100% kepada pemimpin pergerakan. Ia
menentang sikap jamaah yang suka menganggap harta yang dimiliki
masyarakat boleh dirampas karena alasan fa'i (rampasan perang).
Pergerakan menganggap, masyarakat negeri ini masih hidup dalam
kekafiran, sehingga merampok harta mereka adalah tindakan halal.

Abu Qital, Abu Shoffan, dan Imam—atasan-atasan Royan—mencoba
membungkamnya dengan fitnah, teror, penculikan, bahkan uang sogokan.
Pengalaman-pengalaman traumatis itu membuat Royan "tersadar" dan
segera keluar dari pergerakan yang selama ini dianggapnya sebagai
kebenaran tunggal. Ia berjalan sendiri dalam kesunyian, dan mulai
mencari makna sejati jihad dan kebenaran ...


TESTIMONI

Novel ini menarik karena dua alasan. Pertama, alur ceritanya diangkat
dari pengalaman aktual dalam sebuah dunia yang penuh misteri, ganas,
eksklusif, mengatasnamakan Tuhan—sebuah perbuatan yang berlawanan
dengan seluruh ruh Alquran tentang cara damai dan beradab dalam
mencapai sebuah tujuan. Kedua, menempuh jalan kekerasan dalam
pengalaman politik Indonesia ujung-ujungnya hanya satu: malapetaka.
—Ahmad Syafii Maarif, Sesepuh Muhammadiyah

Makna jihad yang sering dipahami dengan salah kaprah oleh banyak orang
dibongkar dengan unik oleh Mataharitimoer .
—Enison Sinaro, Sutradara Film Bom Bali Long Road To Heaven

Buku ini tidak saja mengisahkan perjalanan hidup namun juga pergulatan
mencari makna kehidupan yang berkarakter diametral penuh konfrontasi
dan jamak dari penulisnya. Saya pikir ia telah menemukan dirinya
kembali walaupun tidak pernah sama lagi dengan dirinya yang dulu.
—Nurul Arifin, Artis Indonesia

Sangat bagus! Mengupas ijtihad seorang anak manusia dalam sebuah misi
jihad, namun pada akhirnya ia sendiri meragukan jalan yang
ditempuhnya. Baru kali ini ada sebuah buku yang memaparkan kehidupan
seorang manusia yang sangat tersembunyi.
—Alchaidar, Mantan Aktivis NII

Novel ini membuka tabir sebuah gerakan yang mengklaim kebenaran hanya
ada di pihaknya. Sungguh menggugah!
—Herry Muhammad, GATRA

Mataharitimoer hanyalah sebuah noktah di gunung es: betapa
ketidakadilan global kuasa membangkitkan kerikil terpendam yang
selanjutnya menjadi batu sandungan global.
—Prof. Dr. Ahmad Mubarok, M.A., Guru Besar Psikologi Islam

Menukik tajam! Layak dibaca oleh para pemerhati kebijakan politik
nasional dan internasional, terkait isu jihad dan terorisme.
—Zaki Amrullah, Radio Berita Jerman Deutsche Welle

Penculikan ternyata tidak hanya dilakukan oleh Densus 88, tapi juga
oleh kelompok yang bersaing dalam satu tubuh gerakan yang awalnya
sama. Apakah itu yang dimaksud "Jihad Terlarang"? Membaca buku ini
akan menambah wawasan bagaimana serunya pergolakan dalam sebuah
harakah (gerakan).
—Fauzan Al-Anshari, Juru Bicara Majelis Mujahidin Indonesia

Novel yang untuk pertama kalinya mengilustrasikan Islam underground
dengan jujur. Latar belakang si penulis yang pernah bersentuhan
langsung dengan gerakan bawah-tanah membuat kisah di dalamnya begitu
hidup dan nyata. Sebuah referensi penting untuk memahami satu dimensi
dari Gerakan Islam di Indonesia.
—Siska Widyawati, JIJI Press

Akhirnya, ada juga orang yang berani menulis novel tentang pergerakan
Islam garis keras dalam rangka mendirikan Negara Islam. Selama ini,
mereka yang terlibat hanya berani mengungkapkan bisik-bisik belaka.
Sangat inspiratif sekaligus mengejutkan.
—Wahyudin Fahmi, Koran Tempo

Realitas kemelaratan dan ketidakadilan cenderung menumbuhkan perilaku
kekerasan. Novel ini sangat inspiring bagi kita untuk segera
merumuskan makna "jihad" yang halal tapi konstruktif, tanpa diracuni
oleh pemahaman Barat tentang terorisme dan jihad.
—Faisal Haq, Majalah Gontor

Sangat menarik! Sayang kalau buku ini hanya dinikmati kovernya saja ….
—Herawatmo, Rakyat Merdeka Online

Karya-karya Mataharitimoer telah dibaca oleh banyak penggemarnya. Ia
telah memberikan inspirasi dan motivasi pada jutaan orang lainnya.
—Yudhi Aprianto, sarikata.com

Menyingkap rahasia gerakan Islam militan di Indoensia, yang selama ini
masih terkubur dalam ribuan kabar burung yang simpang siur.
—Ade Tri Marganingsih, Matabaca