Senin, Agustus 13, 2007

TV AL ZAYTUN




Bismillahirrohmaanirrohiim ...

Assalaamu 'alaikum teman-teman semua ..

Minggu 5 Agustus 2007, saya dan timrohis menjadi pendamping seorang mahasiswi yang pernah menjadi korban NII-Zaytun semasa kuliah, untuk bersaksi
di depan kamera stasiun Televisi Trans-7.

Tidak mudah untuk membujuk seseorang agar mau tampil dan menceritakan pengalamannya saat masih bergabung dengan NIIZ. Dari sejumlah korban yang kami hubungi, mayoritas menolak untuk membeberkan pengalaman mereka di masa lalu. "Maaf Pak, saya merinding dan ingin menangis bila Bapak menanyakan kembali peristiwa masa lalu yang sangat ingin saya lupakan. Hal itu akan mengingatkan saya kembali, saat-saat saya menjadi begitu bodoh, begitu tega menyakiti hati orang tua saya, keluarga, teman-teman di kampus, dan karib kerabat. Maaf Pak, saya enggak bisa ....".

Hari-demi hari dilewatkan untuk mencari nomor kontak dan menghubungi via telepon, bahkan datang langsung ke rumah sejumlah korban NIIZ, untuk meminta
kesediaan mereka bersaksi.

Pada akhirnya, di ujung harapan yang makin menipis, seorang korban, sebut saja Fatimah, bersedia memberikan kesaksiannya.

"Sejujurnya, saya merinding dan sangattakut, mendengarkan permintaan Bapak.Tapi setelah saya pertimbangkanmasak-masak,dengan membaca email-email yang bapak kirimkan, saya bersedia. Sayaberharap tidak ada lagi korban-korbanberikutnya yang mau menjadi tumbal NIIZ,ditindas dan diperas habis-habisan, dimusuhi oleh semua orang karena telahmenipu mereka."

Dan, Fatimah menepati janjinya. Ia, yang sebetulnya telah menamatkan perkuliahan, sudah bekerja dan menetap di sebuah Provinsi di Pulau Sumatra, terbang ke
Jakarta, hanya untuk memberikan kesaksian. Tanpa mengharapkan imbalan apa pun, kecuali sebuah harapan agar tak ada lagi mahasiswa/i yang terjerumus
masuk NIIZ seperti dirinya. Jangan ada korban baru lagi ...

Kesaksian Fatimah, merupakan satu dari serangkaian segmen liputan Trans-7 yang mengangkat tema "Penderitaan Keluarga Korban NIIZ". Di segmen lain, akan ada
cerita memilukan, sejumlah orang tua yang menangis tersedu-sedu, mengharapkan anaknya bisa kembali ke rumah. Anaknya, yang menjadi tumpuan keluarga, hilang
tak berbekas dari rumahnya, pun dari kampusnya, setelah bergabung dengan NIIZ. Lenyap ditelan bumi, tanpa kabar sepotong pun, tanpa pamit, tanpa peluk
cium orang tuanya....

Pastikan teman-teman menontonnya, agar bisa mengetahui sendiri kebobrokan gerakan NIIZ, agar bisa melindungi orang-orang yang kita cintai dari pengaruh jahat NIIZ.

Direncanakan akan tayang pada hari Senin, Minggu ke-IV Agustus 2007, pukul 22.30 WIB, di program LACAK, stasiun Trans-7.

Wassalaamu 'alaikum,

Sidik Budiyanto
Aktivis Dakwah Kampus

link anti NII-Zaytun :
www.kalamnet.org