Rabu, September 26, 2007

shalat ala nii kw 9 al zaytun




Dalam ilmu ushul fikih, kita akan mempelajari semua hal ttg kalam(kalimat)..dari segi penggunaannya/ makna, kalam itu terbagi 2 ; makna hakikat dan makna majasi. Makna Hakikat terbagi lagi menjadi 3 bentuk, yaitu; hakikat lughowiyah, hakikat syar’iyah dan hakikat urfiyah...

Penempatan ketiga makna hakikat itu harus tepat pada tempatnya, jgn dibolak balik apalagi dicampur aduk. Saya ambil contoh tentang sholat.

“Sholat” menurut hakikat lughowiyah artinya adalah do’a. sedangkan menurut hakikat syariyah maknanya adalah solat ritual yaitu suatu perbuatan yg diawali dg takbir dan diakhiri dg salam.

Aqimuu sholata wa atu zakata…dirikanlah sholat dan tunaikan zakat,

Al ladzina yuqimunasholata wa yutuna zakata…org2 yg mendirikan sholat dan menunaikan zakat.

Dalam al quran, perintah sholat itu selalu diiringi dengan perintah menunaikan zakat..

Dalam tata bahasa arab kita kenal istilah athaf(kata sambung)..wawu dan fa…wawu adalah kata yg berfungsi untuk menyambungkan 2 hal yg berhubungan…ingat berhubungan!!jadi..ketika Allah berfirman..”..aqimuu sholata wa atu zakata..” kata sholat di sana harus dibawa pada makna hakikat syar’iyah, karena kata “zakat” yg mengiringi kata sholat itu pun bermakna syar’i.

Kesimpulan..ketika kita berbicara ttg sholat dalam ruang lingkup islam(u/ muslim), sholat tersebut bermakna syar’i. Kalau menurut kang Batman..mengajak orang masuk NII itu adalah sholat, buat saya itu bukan sholat!tapi itu adalah dakwah…kalo menurut kang Batman mengurusi umat(sosialisai) itu adalah sholat, buat saya itu bukan sholat, tapi itu muamalah…dll

Tapi…saya tidak menyalahkan pemakaian istilah salat aktivitas, silahkan saja..itu adalah hasil ijtihad anda dan kelompok anda, yg saya tolak bukan penggunaan istilahnya…tapi yg saya tolak adalah ketika solat aktivitas ini dijadikan suatu pembenaran untuk meninggalkan solat ritual, hal ini sungguh keterlaluan kalau boleh saya katakan seperti itu!karena ibadah ini adalah masalah tauqifi…hak kita dalam masalah ini cuma ngikut, ga ada pembaharuan…ada dalil qath’i, ada contoh dari rasulullah, baru kemudian kita ikuti sebagai ibadah(ini mutlak, karena rasulullah bersabda”..hindari hal baru, karena hal baru itu a/ bid’ah), berbeda dg muamalah yg pada dasarnya semua muamalah itu halal..kalo kemudian ada yg mengharamkannya..baru lah kita tinggalkan. muamalah tersebut.

Dari postingan kang Batman, saya menyimpulkan…. NII tidak membenarkan perbuatan orang yg meninggalkan solat(bener ga nih?)

Kenapa kang Batman ga bias bilang setuju atau engga dg pengalaman para ex NII?apa karena ga tau apa yg mereka katakan itu bener atau bohong?kalau masalah nya adalah munafiq..saya kira kurang tepat, karena para ex NII ini selalu bercerita bahwa mereka selalu dibebani infak yg tidak realistis(melebihi kemampuan..benarkah ini??), sebagian lagi mengatakan bahwa anggota NII itu engga solat, jilbab boleh dibuka, dll(benarkah ini??), 2 tahun yg lalu saya pernah bersingungan dg KW9(iseng pengen tau karena sebenernya saya udah jadi warga NII), saya ikuti pengajian mereka..aneh, ngasal!banyak pertanyaan saya yg ga bisa mereka jawab..ketika saya diajak ke Jakarta, kemudian disuruh membawa uang sebesar 650 ribu…jelas saya tolak, buat apa?masuk islam itu gratis..seorang mualaf itu punya hak zakat tapi kenapa ini malah dibebani infak??masalah infak sebenernya saya ga terlalu keberatan…tapi ttg ajarannya…tafsir2nya…maksa banget!

Gimana kang??