Kamis, Juli 15, 2004

AL Zaytun : Panji Gumilang Itu Orangnya Kartosuwiryo ?

Pondok Pesantren al-Zaytun yang dihebohkan karena dimanipulasi oleh Dinas Pengangkutan Mabes TNI, menurut KPU hanya melakukan kesalahan prosedural. Ribuan massa sekitarnya memilih mencoblos Paket Wiranto-Solahuddin di TPS-TPS di dalam pesantren tsb. Tetapi, menurut laporan Kyai Kyayi daerah tsb kepada Gus Dur, al-Zaytun terlibat kriminal seperti memperkerjakan kanak kanak dan perdagangan perempuan Indramayu. Terlebih dulu, berikut ini Gus Dur menjelaskan posisinya yang berbeda dengan PKB, dan memilih Golput itu, telah dimanipulir oleh Wiranto.

Gak Dukung
Gus Dur [GD]: "PKB, saya tidak ikut-ikut dukung kok. Wiranto itu memanipulir dengan iklannya itu. Saya sendiri kan selamanya berbicara bahwa saya akan golput, gitu lho. Lalu DPP PKB memutuskan tanpa saya ikut pemungutan suara, secara aklamasi mendukung Solahuddin-Wiranto, gitu lho. Jadi akhirnya kelihatannya saya itu yang mendukung. Padahal saya nggak dukung."

Radio Nederland [RN]: "Tapi Gus Dur, kalau Gus Dur tidak bisa menganjurkan massanya NU atau PKB untuk golput, percuma juga dong, golput sendirian ini?"

GD: "Lho kemarin ini, 30 sampai 40% itu golput."

Menang
RN: "Jadi golput menang dong?"

GD: "Ya menang. Saya terus terang saja kemarin, itu golput ambillah konservatifnya 30%, kan. Terus Wiranto 22%. Dengan Golkar mesin politiknya mati, boleh dikatakan seluruhnya ya orang-orang NU, PKB, ya to? Lalu SBY itu 10% NU, PKB. Kenapa? Karena mereka diperintahkan oleh DPP PKB untuk nyoblos Wiranto-Solahuddin. Itu mereka nggak mau. Kenapa? Karena citranya Wiranto masih orde baru. Lalu juga itu, dia calonnya Golkar. Golkar ini kan yang dulu menindas opresi terhadap orang-orang NU, gitu lho."

"Nah, jadi dengan demikian mereka pilihannya tinggal Megawati dan SBY. Megawati, mereka tidak mau, karena ada fatwa kyiai Abdullah Faqih bahwa orang perempuan tidak boleh jadi presiden. Ikut Amien nggak mungkin juga. Hamzah Haz sudah hilang. Kan tinggal SBY. Maka karena itu saya katakan 10% dari pendukung SBY itu adalah orang-orang NU, PKB."

"Buktinya gini. Madura itu kan daerah NU-PKB dari dulu. Kok bisa menang SBY. Lalu Pasuruan bisa menang SBY. Banyuwangi bisa SBY. Itu daerah-daerah basisnya NU, lho!"

Tidak Sekedar Orde Baru
RN: "Barangkali SBY tidak dipandang sebagai titisan orde baru ya. Padahal kan menurut Gus Dur dia orang orde baru juga kan?"

GD: "Oh, bukan orde baru aja dia."

RN: "Orde apa lagi?"

GD: "Orde baru yang penakut. Nah, itu tambahannya."

RN: "Ada orde takut juga ya?"

GD: "Ya."

Al-Zaytun
RN: "Tapi Gus Dur, al Zaytun itu bagaimana itu? Ini permainan Wiranto, ataukah sedikit banyak ... ?"

GD: "Ah itu al-Zaytun. Anda sudah tahu belum siapa itu pengasuhnya?"

RN: "Belum. Habibie kan?"

GD: "Pengasuhnya itu Panji Gumilang. Panji Gumilang ini orangnya Kartosuwiryo."

RN: "Penjelasannya bagaimana kok bermain sama Wiranto, atau anak buahnya Wiranto main?"

GD: "Ya duit. Duit. Dia itu(Panji Gumilang-red), kalau saya jadi presiden, ditangkap nanti. Karena melanggar banyak undang-undang. Di antaranya ya, mempekerjakan anak-anak di bawah umur. Karena anak-anak yang mau keluar dari sana, itu diharuskan bayar. Bayar harga sapi. Dua ekor sapi. Kalau tidak bisa bayar sapi, harus ngemis di pasar."

RN: "Masa?"

GD: "Laporan-laporan kyai-kyai itu yang nyebut. Lalu kedua, menurut laporan yang sampai ke tangan saya lho ya, dia itu, untuk cari uang, kalau perlu perempuan didatangkan."

RN: "O ya? Dari mana?"

GD: "Ya dari situ, daerah Indramayu. Di Indramayu gampang, perempuan-perempuan cantik-cantik lagi."

Ujung-Ujungnya Duit
RN: "Tapi Gus Dur, ini kalau anak buahnya Wiranto bermain di Al Zaytun, ini menandakan apa?"

GD: "Nggak ada tanda-tanda apa-apa. Tanda duit aja."

RN: "Tanda duit ya. Tapi Gus Dur, Al Zaytun ini dulu didirikan oleh Habibie, dan belakangan didanai oleh mBak Tutut ini."

GD: "Ya, saya tahu semua. Itu yang bikin Panji Gumilang. Dia itu orangnya Kartosuwiryo."

Demikian Gus Dur kepada Radio Nederland.