Senin, Januari 10, 2005

Tukang Adu Domba itu bernama Raden Fatah

Sebagaimana pengakuannya sendiri bahwa Umar Abduh dimasa lalu pernah menjadi agen Intel TNI yang disusupkan ke dalam ormas Islam yang dianggap membahayakan eksistensi NKRI. Itulah makanya sebagai mantan binaan Ali Murtopo watak maupun sifat “Tukang
Adu Domba” ini masih terasa kental sekali hingga kini. Bahkan kalau boleh saya katakan telah berurat dan berakar hingga mustahil untuk dihilangkan. Watak tukang adu domba ini diantaranya ditunjukkan dengan keinginannya yang sangat kuat agar Al-Zaytun
dimusuhi oleh khalayak dan kalau bisa dibubarkan. Hal ini dibuktikannya dengan menerbitkan buku dan menggelar berbagai seminar yang membahas buku tersebut. Dan langkahnya memang terbilang nekad dengan keinginannya untuk menempuh “Legal Action”.

Namun fakta membuktikan bahwa langkah-langkah yang ditempuh selama ini nyaris gagal total karena kurang mendapat tanggapan dari khalayak ramai. Watak tukang adu domba ini juga ditunjukkan dengan berbagai tindakannya yang lain seperti mengkonfrontir
pemberitaan kunjungan KH. Syukri Zarkasyi Pengasuh Pondok Modern Gontor ke Al-Zaytun. Pasca kunjungan tersebut sebenarnya tak ada masalah antara Al-Zaytun dengan Gontor, namun berkat tulisan karya Tukang Adu Domba ini hubungan antara keduanya sempat ada masalah sedikit, walau akhirnya selesai. Hal ini ditunjukkan dengan hadirnya wakil dari Gontor dalam Musyawarah pembentukan Masyarakat Ekonomi Pesantren Indonesia
(MEPI) di Al-Zaytun beberapa waktu lalu. Juga silaturahiim Syaikh AS. Panji Gumilang ke berbagai Ponpes di Jatim saat Idul Fitri lalu tak terkecuali Ponpes Gontor menjawab semuanya bahwa tak ada masalah antara keduanya (Gontor dan Al-Zaytun).

Dalam buku yang diterbitkannya juga banyak sekali mengandung unsur adu domba seperti menulis kata sambutan dari Pak AM. Saefudin sebagai wakil ICMI untuk mengadu domba dengan anggota ICMI yang lain yang sudah menjalin hubungan erat dengan Ma'had Al-Zaytun seperti Adi Sasono, Marwah Daud Ibrahim, Soleh Solahudin, dsb. Juga kata sambutan oleh wakil MUI yang diwakili oleh Dien Syamsudin untuk mengadu dengan
Prof. Malik Fajar yang sering berkunjung ke Ma'had Al-Zaytun semasa menjabat sebagai Menag jaman Presiden BJH dan bahkan namanya diabadikan sebagai nama Asrama Al-Fajr.

Dan adu domba ini juga tak berhasil alias gagal total dengan hadirnya Mendiknas Yahya Muhaimin bulan Juni lalu untuk meresmikan dan melantik kepanitiaan “Pospenas” (Pekan Olah Raga dan Seni Pesantren Nasional), dimana Syaikh AS. Panji Gumilang ditunjuk sebagai Ketua Panitia dan Ma'had Al-Zaytun bertindak selaku tuan rumah. Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional mendukung sepenuhnya kegiatan ini dengan melibatkan beberapa stafnya, juga staf Pemda TK I Jabar, MUI Jabar juga mendukung
kegiatan ini dengan melibatkan diri ke dalam kepengurusan. Sekali lagi Al-Zaytun tak akan pernah menjawab atau menanggapi isu-sisu yang berkembang kecuali dengan tindakan nyata dan membeberkan fakta yang ada. Kunjungan berbagai pejabat dan tokoh masyarakat menandakan bahwa segala daya dan keupayaan LPPI tak akan berhasil.