Rabu, September 07, 2005

Antara Rakan Pembantu dengan Gerakan NII…

Sumber : Sinar Harapan

Wacana pembentukan Negara Islam Indonesia (NII), sebenarnya sudah dimulai saat Indonesia masih seumur jagung. Diawali dengan pemberontakan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo, hingga terungkapnya sejumlah jaringan yang terlibat dalam pembentukan NII beberapa tahun lalu.

Namun, wacana tersebut kini muncul lagi seiiring dengan terbongkarnya jaringan komplotan pembantu rumah tangga (PRT) oleh aparat Kepolisian Sektor Metro Pulogadung di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (16/4) lalu.

Dalam perkembangan penyidikannya, ternyata polisi menemukan keterkaitan antara komplotan pelaku kejahatan yang berkedok PRT dengan penggalangan dana untuk suatu jaringan pembentukan NII.

Berdasarkan keterangan pihak kepolisian serta hasil penelusuran SH di lapangan, sistem perekrutan kegiatan anggota baru di tubuh komplotan berkedok PRT, yang diduga berhubungan dengan suatu jaringan pembentukan NII itu, sifatnya sangat rahasia.
Menurut Kepala Unit Reserse/Intel (Kanit Reintel) Polsek Metro Pulo Gadung, Iptu Bambang Setyo, perekrutan anggota-anggota baru biasanya dilakukan terhadap wanita maupun pria yang masih berusia muda, yang tidak punya pekerjaan dan terlihat kebingungan. Mereka direkrut, didoktrin dengan ajaran-ajaran tertentu dan pengetahuan lainnya oleh pemimpinnya.

Tidak hanya itu, menurut sumber SH, segala kegiatan yang menyangkut tempat, baik itu menuju maupun keluar dari rumah perkumpulan yang melibatkan anggotanya, mata mereka harus ditutup sampai mereka tiba di tempat yang akan dituju. “Untuk mengaji saja ke tempat perkumpulan, pengikut gerakan ini harus menutup matanya. Keharusan ini menjadi salah satu syarat bila seseorang ingin menjadi anggota organisasi tersebut,” ujar sumber itu.

Perihal keabsahan keanggotaan di dalam komplotan tersebut, seseorang dianggap sah menjadi anggota apabila orang tersebut bersedia memberikan infaq sebesar Rp 100 ribu. Kemudian, mereka disumpah atau dibai’at yang berintikan kerelaannya untuk berkorban demi keberadaan Negara Islam Indonesia (NII).

Mengenai jenjang jabatan di organisasi, Kanit Bambang mengemukakan jaringan ini memiliki struktur pemerintahan seperti layaknya jabatan di sebuah negara.
“Mulai dari rakyat (umat), Kepala Desa, Camat, Bupati, Wali Kota, Gubernur dan sampai Presiden. Namun masalahnya, mata rantai antara satu dengan yang lain terputus, dikarenakan mereka terus bungkam,” katanya.

Hanya Kedok

Menanggapi adanya keterkaitan antara komplotan jaringan kejahatan PRT dengan aktivitas penggalangan dana organisasi Negara Islam Indonesia (NII), peneliti dari Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia, Dr. Muhammad Luthfi mengatakan, harus dilihat secara keseluruhan dan cermat.

Menurutnya, banyak kasus gerakan Islam yang hanya kedok dari tindak kriminalitas belaka, seperti sang pemimpin menyerukan umatnya untuk mendirikan NII tapi kenyataannya adalah mengeruk keuntungan pribadi.

Ia mencontohkan, kasus yang terjadi di daerah Pasar Rebo beberapa tahun lalu. Pada kasus tersebut, pemimpin suatu gerakan Islam mendoktrin murid-muridnya untuk memberikan kekayaannya kepada sang pemimpin.

Empat Model

Namun, menurutnya, tidak semua gerakan Islam di Indonesia mempunyai niat untuk mendirikan negara Islam. Ia menambahkan, ada empat model gerakan Islam di Indonesia, di antaranya gerakan yang berpandangan tidak perlu dilakukan perubahan hukum Indonesia menjadi hukum Islam, tapi mementingkan substansi dari syariat Islam, yakni kejujuran, keadilan, etos kerja, dan lainnya.

Mereka yang berpaham gerakan ini adalah, Abdurrahman Wahid, Nurcholis Madjid dan tokoh Islam moderat.

Lainnya gerakan Islam yang mengikuti gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Gerakan ini tidak berniat mengubah konstitusi Indonesia, tapi menginginkan syariat Islam dijalankan dalam roda pemerintahan dan hukum. Beberapa partai Islam di Indonesia menganut gerakan ini.

Sedangkan, model gerakan Islam yang terakhir, menurutnya, adalah gerakan yang menginginkan perubahan secara keseluruhan sistem dan hukum di Indonesia menjadi suatu bentuk negara Islam. Gerakan DII/TII dan gerakan sejenis merupakan model gerakan Islam yang berniat mendirikan NII.