Jumat, November 11, 2005

Markas Organisasi NII Digerebek Polisi, Dua Orang Ditahan

Sumber : http://www.media-indonesia.com/

Jajaran Polres Jakarta Timur menggerebek sebuah rumah di Jl Kav Rambutan Blok H RT 12/03 No 180 Kelurahan Kampung Rambutan, Jakarta Timur, kemarin, karena dicurigai menjadi markas organisasi Negara Islam Indonesia (NII).

Dalam penggerebekan yang dilakukan sekitar pukul 01.30, polisi menahan dua tersangka bernisial JO dan SP, yang diduga terkait dengan kegiatan organisasi tersebut.

Dari rumah berlantai dua tersebut, polisi juga menyita satu unit central prosessor unit (CPU) komputer, Alquran, dan satu white board.

Menurut anggota Polres Jakarta Timur, ketika ditemukan, white board itu penuh dengan gambar semacam sandi-sandi. "Dugaan sementara, sandi-sandi tersebut merupakan rencana kegiatan yang mereka laksanakan," kata petugas.

Namun, hasil pemeriksaan yang dilakukan Polres Jakarta Timur, JO dan SP hanya sebagai pesuruh yang bertugas menjaga dan membersihkan rumah. Keberadaan mereka di rumah itu untuk menggantikan pembantu yang pulang kampung ke Yogyakarta. "Jo dan SP mengaku hanya dibayar Rp30.000 untuk menjaga rumah tersebut selama dua hari," katanya.

Meski demikian, keterangan kedua orang ini tetap akan ditindaklanjuti, sebab JO dan SP adalah mahasiswa salah satu universitas di Jakarta.

Dari informasi yang Media peroleh, terungkap bahwa penggerebekan rumah itu bermula dari laporan Ratih, seorang mahasiswi Universitas Muhammadiah Jakarta (UMJ).

Menurut pengakuan Ratih kepada petugas Polres Jakarta Timur, dia dan beberapa temannya direkrut oleh Mainur dan Indra untuk bergabung ke organisasi NII. Namun, untuk menjadi anggota NII, mereka dikenakan beberapa syarat, antara lain harus mengucapkan sumpah setia kepada NII, menyerahkan infak sebesar Rp300.000, dan berjanji untuk rela berkorban dalam bentuk apa pun bagi perjuangan NII.

Aktivitas dilakukan setiap hari sekitar pukul 15.00. Para anggota NII berkumpul untuk berdiskusi mengenai politik yang berkaitan dengan berdirinya NII yang berdaulat. Diskusi ini selalu dipimpin oleh Mainur dan Indra.

Sementara itu, dari keterangan beberapa warga setempat yang dihubungi Media menyebutkan, rumah tersebut sudah satu bulan dihuni oleh puluhan anak muda, setelah dua tahun dikosongkan pemiliknya.

Pada Januari 2003, Fitri Kodriasih, selaku pemilik rumah kemudian menyewakan rumahnya itu kepada Muchis DM, warga JL Log-Ter V CI RT 11/04 Jakarta Utara, selama satu tahun.

Menurut Saleber, warga setempat, mereka tidak mengetahui secara pasti kegiatan yang dilakukan para pemuda di sana, sebab kedatangan mereka selalu berganti-ganti. "Kami mengira, kebanyakan yang datang ke rumah itu adalah mahasiswa. Sebab, mereka berpakaian rapi, terutama yang perempuan, selalu menggunakan kerudung," katanya.

Soal perbandingan jumlah antara pria dan wanita, Saleber menyebutkan, jumlahnya hampir sama. "Tidak ada aktivitas apa pun yang kami curigai. Mereka tertutup, dan biasanya yang datang ke sana mengunakan mobil pribadi."

Kasatserse Polres Jakarta Timur Komisaris Tornagogo Sihombing ketika dikonfirmasi membenarkan adanya penggerebekan rumah yang menjadi markas NII tersebut. "Sampai saat ini masih dalam penyelidikan intel polres," katanya.

Sedangkan Kapolres Jakarta Timur Komsaris Besar R Budi Winarso mengaku belum menerima laporan tentang kasus itu. "Belum, saya belum terima laporannya," ujarnya.