Menyusul penangkapan 39 pembantu rumah tangga yang diduga terlibat jaringan pencurian, kini intelijen Komando Daerah Militer Jaya tengah menyelidiki dugaan keterlibatan mereka dengan jaringan Negara Islam Indonesia. Sebab, dari hasil pemeriksaan Kepolisian Sektor Duren Sawit, ada dugaan keterlibatan mereka dengan sebuah jaringan Negara Islam Indonesia. Hal ini berdasarkan pengakuan anggota jaringan tersebut. Dia mengaku telah dibaiat pemimpin yang kini buron. Demikian diungkapkan Panglima Daerah Militer Jaya Mayor Jenderal Bibit Waluyo, di Jakarta, baru-baru ini. [baca: Berkedok Memperjuangkan Islam, Puluhan PRT Mencuri].
Menurut Bibit, Kodam Jaya akan menyelidiki keterlibatan kelompok tersebut dengan jaringan pencurian di Lampung, beberapa waktu lalu. Jaringan pencurian di Lampung mengaku memperjuangkan pembentukan NII.
Sebaliknya, Kepolisian Daerah Jawa Barat melepas 14 tersangka kasus pendirian NII. Sebab, tak cukup bukti untuk melanjutkan proses hukum terhadap mereka. Ke-14 orang itu diciduk Tim Reserse Polda Jabar, pekan silam. Sebab, mereka diduga sebagai aktivis NII. Setelah diperiksa secara intensif, sembilan orang di antaranya dilepas. Lima orang lainnya dilepas Rabu kemarin.
Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Polisi Sudirman Ail menegaskan, polisi bukan berarti lepas tangan atas penyimpangan aktivitas ke-14 orang tersebut. Menurut Sudirman, polisi tetap akan mengawasi mereka. " Mereka akan kembali ditahan jika cukup bukti," kata Sudirman.
Sudirman menambahkan, hingga kini, Polda Jabar juga masih menunggu hasil Tim Gabungan Majelis Ulama Indonesia, Departemen Agama, dan intansi lain yang menangani Kasus Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu. Sebelumnya, Lembaga Pendidikan Islam itu diduga mengajarkan ajaran NII.
www.liputan6.com/